Market News

Awal Bursa Hongkong Tertekan Kenaikan Suku Bunga AS dan Anjloknya Harga Minyak

Pada pembukaan perdagangan bursa Hongkong Kamis (02/12), indeks Hang Seng dibuka negatif, merayap turun 0,5 persen menjadi 22,366.76. Pelemahan Bursa Hongkong tertekan kekuatiran investor terhadap kenaikan suku bunga AS bulan Desember ini dan anjloknya harga minyak dunia.

Lihat : Indeks Hang Seng Ditutup Naik Terdorong Sentimen Stimulus Tiongkok

Bursa Wall Street ditutup melemah semalam setelah Ketua The Fed, Janet Yellen memberikan sinyal kuat kenaikan suku bunga AS bulan Desember ini untuk membuktikan ekonomi AS telah pulih, menambah keyakinan pada pertemuan The Fed pada 15-16 Desember terjadi kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Dow Jones Industrial Average turun 0,89 Indeks persen menjadi 17,729.68, sementara Nasdaq turun 0,64 persen menjadi 5,123.22 dan S & P 500 turun 1,1 persen menjadi 2,079.51.

Sementara itu dalam perdagangan saham pagi ini di bursa Hongkong, pelemahan saham dipimpin oleh saham-saham perminyakan, setelah harga minyak mentah AS turun di bawah US $ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak Agustus. Saham CNOOC turun 3,5 persen pada HK $ 8,5, saham Sinopec turun 2 persen menjadi HK $ 4.8, sementara saham Petrochina turun 2,81 persen menjadi HK $ 5,54.

Pagi ini juga dirilis indikator ekonomi yaitu Nikkei Hong Kong PMI November, yang mencatatkan hasil 46.6, sama dengan hasil sebelumnya pada 46.6.

Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini terpantau mengalami penurunan, turun -88 poin atau -0,39% pada 22,395.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 22,483.00.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng hari ini masih berpoteni melemah terbatas merespon kenaikan suku bunga AS dan anjloknya harga minyak, sementara dari dalam negeri belum ada fundamental yang mendukung. Indeks diperkirakan akan bergerak di kisaran Support 22.062-21.767 dan kisaran Resistance 22.699-22.994.

 

Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang