Market News

Harga Batubara Rotterdam Tergelincir Karena Anjloknya Harga Minyak

Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (03/12), harga batubara Rotterdam kembali mengalami penurunan. Harga batubara turun imbas anjloknya harga minyak mentah dunia.

Harga minyak mentah pada penutupan perdagangan Kamis dinihari tadi (03/12) ditutup retreat, turun tajam setelah data persediaan minyak mentah pemerintah AS meningkat 10 minggu berturut-turut, namun para pedagang mewaspadai volatilitas menjelang pertemuan OPEC minggu ini untuk usulan pengurangan produksi.

Persediaan minyak mentah AS naik 1,2 juta barel pekan lalu, selama 10 minggu berturut-turut karena impor yang lebih tinggi dan terlepas dari lonjakan dan meskipun tingkat penyulingan juga mendorong persediaan bensin dan distilasi, demikian data dari Administrasi Informasi Energi (EIA) menyatakan.

Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Januari 2016 ditutup anjlok $ 1,91 atau 4,6 persen, pada 39,94 dollar per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent turun $ 1,85, atau 4,16 persen, pada 42,58 dollar per barel, jatuh untuk sesi kelima berturut-turut.

Terkait anjloknya harga minyak tersebut, di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Januari 2016 berada di posisi 47,60 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,90 dollar atau setara dengan -1,86 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Desember 2015 ditransaksikan pada posisi 37,50 dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.

Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 47,00 dollar dan support kedua di level 46,50 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 48,00 dollar dan 48,50 dollar.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang