Market News
Market News
Omset Bisnis Ritel Australia Tertinggi Dalam 4 Bulan
Pekan ini pemerintah Australia mengumumkan beberapa data ekonomi negaranya yang menunjukkan data yang mixed. Data yang positif dilaporkan pekan ini yaitu data PDB kuartal ketiga lalu yang menunjukkan peningkatan melebihi estimasi, dan data berikutnya adalah yang diumumkan Biro Statistik Australia (ABS) hari ini (4/12).
Kemarin juga ABS umumkan kinerja buruk perdagangan luar negerinya yang kembali mencetak defisit bahkan dengan posisi defisit semakin bengkak dari posisi bulan sebelumnya yang sekaligus mencetak rekor defisit terparah dalam 6 bulan terakhir.
Sementara itu dalam rilis penjualan ritel pada Oktober lalu justru terlihat kondisi yang sebaliknya dimana omset ritel di negara ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,5 persen (mom) dengan total nilai penjualan ritel dibulan tersebut tercatat sebesar A$ 24.655.000.000. Pertumbuhan omset ritel pada Oktober lalu berhasil lampaui prediksi ekonom yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan hanya sebesar 0,4 persen.
Dalam laporan ABS ini kenaikan omset bisnis ritel ini disumbang oleh kenaikan penjualan terhadap bisnis department store (naik 3,5 persen) dan barang ritel rumah tangga (naik 1,1 persen) serta penjual makanan (naik 0,6 persen),
Namun pada bulan tersebut terjadi penurunan omset pada bisnis kafe, restoran dan jasa makanan takeaway (turun-0,6 persen). Selain itu omset turun pada penjualan kebutuhan sandang seperti pakaian, alas kaki dan aksesori pribadi (-0,1 persen).
Menguatnya omset penjualan ritel di negara ini cukup disambut positif mengingat kondisi ekonomi Australia terus dibayangi kemerosotan harga bijih besi yang telah mengakibatkan harga logam turun 15 persen sejak September tahun lalu.
Seperti diketahui, sampai saat ini bank sentral Australia (RBA) masih belum mengubah kebijakan moneternya dan lebih memilih untuk memanfaatkan pelemahan nilai tukar AUD untuk jangka waktu yang lebih lama dalam rangka mendukung ekspor dan meningkatkan investasi.
H BAra/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang