Media Coverage
Media Coverage
BBJ Genjot Peningkatan Perdagangan Olien Targetkan Indonesia Bisa Tentukan Harga Sendiri
RADARSEMARANG.ID, JAKARTA-Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada tahun 2018 ini, menggenjot kontrak perdagangan olien yang lebih besar pada 2018 dibanding tahun 2017. Olein merupakan minyak goreng hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah.
Menyadari Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit atau olien terbesar di dunia, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) semakin agresif meningkatkan kontrak perdagangan berjangka multilateral. Harapannya, harga olien Indonesia bisa menjadi acuan dunia.
“Selama ini, meski Indonesia penghasil olien terbesar di dunia, namun harga olien Indonesia selama ini, selalu mengikuti Malaysia. Saatnya Indonesia bisa menentukan harga sendiri,” kata Direktur Utama (Dirut) BBJ, Stephanus Paulus Lumintang dalam Sosialisasi Awal Tahun 2018 Bursa Berjangka, beberapa waktu lalu.
Agresivitas kebijakan tersebut telah didukung dengan prospek perdagangan olien 10 di tahun 2016 realisasinya sebesar 78 ribu lot, pada tahun 2017 meningkat 137 persen menjadi 107 ribu lot. “Sedangkan secara total perdagangan olien 10 maupun olien 20, meningkat 3 persen year of year (YoY) dari total seluruh transaksi perdagangan multilateral,” katanya.
Selain itu, perdagangan berjangka multilateral di dalam negeri menunjukkan pertumbuhan positif. Meski ada penurunan pada perdagangan bilateral atau Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), namun ada peningkatan kualitas.
Paulus menjelaskan, perdagangan berjangka multilateral pada tahun 2016 telah membukukan realisasi transaksi 885.000 lot. Sedangkan target tahun 2017 ini sebesar 1.000.000 lot, realisasinya mencapai 1.090.000 lot atau meningkat 8 persen. “Jadi ada kelebihan 8 persen dari target yang diberikan pemegang saham untuk transaksi multilateral,” katanya.
Dengan demikian, katanya, realisasi perdagangan multilateral antara 2016 dengan 2017, ada peningkatan sebesar 23,57 persen. “Ini menunjukkan kondisi pasar yang sangat positif, untuk terus ditingkatkan,” tandasnya.
Meski begitu, perdagangan multilateral baik tahun 2016 maupun 2017, masih didominasi kontrak kopi sebesar 44 persen di tahun 2016. Dan mengalami sedikit penurunan di tahun 2017 menjadi 40 persen. Kedua, adalah kontrak emas sebesar 39 persen, baik di tahun 2016 maupun 2017. Ketiga, kontrak olien sebesar 13 persen pada tahun 2016, nauk menjadi jadi 16 persen di tahun 2017. “Hanya olien yang mengalami peningkatan hingga 3 persen,” tandasnya.
Sedangkan perdagangan bilateral atau Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) justru membukukan penurunan. Pada tahun 2016 membukukan 4.800.000 lot. Tahun 2017 ditargetkan perolehannya sama dengan perolehan 2016, 4.800.000 lot. Namun mengalami penurunan 9 persen pada tahun 2017 menjadi 4.400.000 lot. “Meski realisasi 2016 dan 2017 mengalami penurunan 9 persen, namun capaian transaksi pada 2017 sebesar 91 persen sesuai dengan apa yang ditargetkan para pemegang saham. Bahkan, secara kualitasnya hasilnya jauh lebih baik,” tandasnya.
Perdagangan SPA, jelasnya, masih dikuasai Loco London hingga 63 persen, disusul perdagangan Forex 20 persen, Indek menurun 8 persen. Dan selebihnya beragam produk lain. “Kami yakin di BBJ dan bursa lainnya, harga komoditi dan nilai tukar akan menggerakkan pasar,” tandasnya.
Sementara itu, BBJ pada tahun 2017 tidak ada pencabutan anggota bursa, meski ada pembekuan. “Langkah positif BBJ di tahun 2017 adalah menggratiskan sistem multilateral. Kami sudah mengadopsi open sources (sumber terbuka). Bahkan, saat ini sudah digunakan 4 sources, satu di anatranya for free dan 3 open sources. Bahkan, kalau ada yang mau menggunakan sistem baru, kami siap. Kami juga berharap sistem kita multi language,” katanya.
Karena realisasi perdagangan di BBJ ada yang meningkat dan ada yang menurun, katanya, perlu ada perbaikan yang dilakukan bersama. “Meski begitu, kami menargetkan peningkatan realisasi pada tahun 2018, baik perdagangan multilateral maupun SPA sebesar 10 persen. Kami akan berupaya, peningkatan tersebut diiikuti peningkatan kualitas dan kuantitas sekaligus,” tandasnya.
Pihaknya berharap tahun 2018 akan jauh lebih baik dalam membangun bangsa dan meminimkan pengaduan serta kekeliruan. Diiringi dengan perbaikan revitalisasi kontrak perdagangan berjangka.
Rencananya, pada 2018 akan digelontorkan tiga kontrak baru. Yakni gula kristal rafinasi, kontrak karet berjangka dan gold syariah. “Sebenarnya dengan adanya 3 kontrak baru di 2018, kami berharap ada peningkatan 30 persen. Meskipun targetnya hanya 10 persen,” katanya.
Selain itu, imbuhnya, akan ada dua anggota bursa baru, satu dari luar negeri dan satu dari dalam negeri yang fokus pada transaksi multilateral. “BBJ akan action di 2018 dan 2019,” tandasnya.
Sumber: https://www.jawapos.com/radarsemarang/read/2018/01/25/43341/targetkan-indonesia-bisa-tentukan-harga-sendiri