Info dan Kegiatan
2015-02-10
Disinflasi China Dongkrak Harga Emas
Harga emas dunia merangkak naik di sesi perdagangan Asia Selasa (10/2), bangkit setelah tiga hari perdagangan beruntun sebelumnya mengalami tekanan jual.
Logam mulia mendapatkan support dari lemahnya data ekonomi China. Untuk 34 bulan beruntun, inflasi harga produsen (PPI) China dilaporkan turun. Dari minus 3,3 persen pada bulan sebelumnya, PPI Januari China melambat ke level minus 4,3 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Demikian pula inflasi harga konsumen, turun dari 1,5 persen menjadi 0,8 persen di bulan Januari, terendah sejak November 2009.
Disinflasi China ini semakin membuka pintu pelonggaran moneter lebih lanjut oleh bank sentral China (PBoC). Sejumlah analis memrakirakan PBoC akan kembali memangkas suku bunganya sebelum akhir Maret.
Pelonggaran moneter cenderung menguntungkan bagi aset non-interest seperti emas.
Dibuka di kisaran $1237.90 per troy ounce, harga emas dunia sudah menyentuh level tertinggi $1245.05 per troy ounce saat artikel ini disusun. Resistance diprediksikan di kisaran $1251.75, level terendah 29 Januari. Sementara support di area $1228, level terendah 6 Februari.
Sentimen positif bagi emas juga datang dari rencana pemerintah India memangkas pajak impor emas. Guna membantu mengurangi biaya bagi para eksportir perhiasan, Kementrian Perdagangan India meminta Kementrian Keuangan untuk mengurangi pajak dari 10 persen menjadi 2 persen.
Keputusan tentang usulan tersebut diharapkan akan datang pada saat anggaran pemerintah dipresentasikan di Parlemen pada 28 Februari mendatang.
Ekspor perhiasan logam dan batu mulai mencakup sekitar 13 persen total ekspor India. Sektor ini terpukul dalam beberapa tahun terakhir seiring upaya pemerintah menekan impor emas untuk mengendalikan defisit neraca berjalan dan menstabilkan nilai tukar rupee. (atz)
Yahya
Web & Research Manager
PT. Victory International Futures
www.viftrade.com