Siaran Pers
Siaran Pers
JFX Luncurkan Kontrak Berjangka Kopi, Kontrak Berkala Emas, dan Pasar Fisik Karet
Press Release
JFX Luncurkan Kontrak Berjangka Kopi, Kontrak Berkala Emas, dan Pasar Fisik Karet
Jakarta Futures Exchange (JFX), 20 Desember 2013. Jakarta Futures Exchange pada Jumat, 20/12, meluncurkan tiga produk baru guna memenuhi kebutuhan pasar. Adapun produk yang diluncurkan pada kesempatan ini adalah Kontrak Berjangka Kopi, Kontrak Berkala Emas (5gr, 10gr, 25gr, 50 gram dan 100gr), dan Pasar Fisik Karet.
Varian Kontrak Berjangka Kopi yang diluncurkan adalah Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Untuk Kopi Arabika, satuan kontraknya adalah 2 Ton (2.000 Kg), dengan kualitas SNI Grade 1 Arabica Coffee (No.01-2907-2008) sesuai yang ditentukan Badan Standardisasi Nasional. Nilai per point kontrak kopi Arabika adalah Rp 50/Kg. Bulan kontrak kopi Arabika yaitu Maret, Mei, Juli, September, dan Desember. Ada beberapa lokasi gudang serah yang telah disetujui otoritas, yaitu di Medan, Makasar, Jakarta, dan Surabaya.
Sementara untuk Kopi Robusta, satuan kontraknya 5 Ton (5.000 Kg), dengan kualitas SNI Grade IV-B, Robusta Coffee (No.01-2907-2008) sesuai dengan ketentuan Badan Standardisasi Nasional. Nilai per point kontrak kopi Robusta adalah Rp 10/Kg, dengan bulan kontrak Januari, Maret, Mei, Juli, September, November. Lokasi gudang serah yang telah disetujui otoritas adalah di Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, dan Surabaya. Kontrak kopi bukan lah “barang baru” di Indonesia dimana selama ini pelaku usaha banyak melakukan transaksinya di bursa luar negeri. Namun JFX mengemas kontrak kopi dengan lebih baik sesuai spesifikasi di atas, untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Sampai saat ini Indonesia masih menjadi penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Tahun lalu, produksi kopi tercatat sebesar 748 ribu ton per tahun atau 6,6% dari produksi kopi dunia. Jumlah tersebut terdiri dari produksi kopi robusta mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi arabika mencapai lebih dari 147 ribu ton (19,6%). Sementara luas lahan perkebunan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar, dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1 juta ha dan arabika 0,30 ha.
Untuk Kontrak Berkala Emas dilakukan inovasi dari kontrak emas yang sudah ada guna memenuhi permintaan pasar. Disamping sizenya tersedia dalam beragam ukuran lebih kecil, spesifikasi kontrak emas yang baru ini memudahkan nasabah untuk melakukan serah fisik sesuai kebutuhan, dimana tempat penyerahan (delivery) dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah (buyer option). Disamping itu, kontrak emas ini memungkinkan dilakukan gulir otomatis ke bulan kontrak berikutnya, atau sekedar cash settlement.
Laporan dari World Gold Council (WGC) menunjukkan Indonesia berada di posisi ke-3 sebagai negara dengan pertumbuhan permintaan emas terbesar di dunia selama kuartal III/2013. Dalam laporan tersebut dipaparkan permintaan emas global menurun. Indonesia berada di bawah Thailand dan Turki yang memimpin dengan pertumbuhan masing-masing 125% dan 68%.
Pertumbuhan total permintaan emas Indonesia selama kuartal III/2013 naik 54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka itu diperoleh dari penggabungan jumlah permintaan emas perhiasan dan emas untuk investasi dalam bentuk emas batangan dan koin. Latar belakang ini membuat JFX kian optimis, Kontrak Berkala Emas akan diminati masyarakat.
Target market Kontrak Berkala Emas adalah orang-orang kelas menengah yang ingin membeli emas batangan atau ingin berinvestasi emas batangan dalam skala dan ukuran yang kecil.
Sementara Pasar fisik karet yang diluncurkan memiliki satuan kontrak 5 Ton (5.000 Kg), dengan perubahan harga minimum Rp 10/Kg. Jenis penyerahan pasar fisik karet adalah Loco Gudang Penjual atau Franco Gudang Pembeli. Mutu karet adalah BOKAR dengan K3 (kadar karet kering) minimal 50%.
Produksi karet dunia dalam kurun waktu 1995-2011 menunjukkan peningkatan sebesar 1,7%. Indonesia tercatat sebagai produsen Karet terbesar kedua setelah Thailand, pada tahun 2002 mampu memproduksi sekitar 1,6 juta ton dan meningkat pada tahun 2007 menjadi 2,8 juta ton, sekalipun sempat turun pada tahun 2009 menjadi 2,5 juta ton. Selain itu Indonesia saat ini memiliki perkebunan karet rakyat terbesar di dunia dengan luas sebesar 2,93 juta hektar. Menurut Indonesian Rubber Research Institute pada tahun 2015 dan 2020 Indonesia diproyeksikan akan menghasilkan 3,5 juta ton s/d 3,8 juta ton karet.
Sebagai negara dengan perkebunan karet rakyat terbesar di dunia, Indonesia mengalami persoalan dengan hasil karet rakyat dalam bentuk BOKAR. Persoalan yang dialami adalah mutu bokar yang rendah dan pedagang/pembeli yang cenderung menetapkan harga beli berdasarkan harga yang terendah dari yang ditawarkan. Sistem ijon yang ditawarkan oleh para pedagang membuat posisi tawar petani menjadi lemah karena harga BOKAR ditentukan oleh pembeli. Hampir 70% petani karet di Indonesia adalah petani karet tradisional dan baru sekitar 30% yang menerapkan kriteria BOKAR bermutu sesuai dengan SNI BOKAR.
Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memasarkan BOKAR melalui mekanisme pasar pisik karet yang difasiitasi oleh Bursa Berjangka Jakarta dengan melaksanakan lelang jual dan lelang beli pisik secara online. Dengan ditransaksikannya BOKAR melalui Bursa Berjangka Jakarta, maka terjadi efisiensi pasar dimana harga yang terbentuk menjadi lebih wajar, dan transparan sehingga tidak dapat ditekan oleh pembeli/pedagang. Selain itu standard mutu juga semakin baku.
Peluncuran produk-produk yang telah mendapat restu dari Bappebti tersebut, diharapkan dapat membuat perdagangan komoditi Indonesia semakin bergairah.
Review dan Outlook 2014
Hingga tanggal 17 Desember 2013 secara keseluruhan, total volume transaksi adalah sebesar 4.865.754,4 Lot, turun 29,83% dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 6.933.914 lot. Penyumbang terbesar penurunan total volume ini adalah transaksi SPA (Forex, Index, dan Loco London) sebesar 4.532.143,4 lot di tahun 2013, sementara di tahun 2012 sebesar 6.744.309 lot. Namun demikian, untuk transaksi Multilateral, mengalami lonjakan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 75,95% menjadi 333.611 Lot di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar 189.605 Lot. Total tersebut dicapai dari transaksi 67 Pialang dan 32 Pedagang yang terdaftar di JFX
Untuk kontrak Multilateral, diharapkan pada awal tahun 2014 menyusul kontrak-kontrak baru yang disetujui oleh Bappebti, yakni Kontrak Berjangka Kedelai dan Pasar Fisik Batubara. Bertambahnya jumlah komoditi yang diperdagangkan sebagai akibat dari kebutuhan para pelaku pasar akan lindung nilai dan sarana pembentukan harga (price discovery). Pertambahan Produk Baru yang rencananya akan diajukan ke Bappebti adalah Kontrak Berjangka Keuangan (Obligasi dan Indeks), Jagung, Gula, dan Teh.
Pada tahun 2014 kontrak multilateral ditargetkan tumbuh…..%, sementara kontrak SPA ditargetkan tumbuh ……%.
Dengan bertambahnya produk, maka secara otomatis akan meningkatkan pertambahan jumlah pelaku pasar yang akan bertransaksi melalui JFX dan bertambahnya jumlah Pialang dan Pedagang anggota JFX. Berdasarkan Proyeksi Ekonomi Global maupun Lokal, JFX berkeyakinan pada tahun 2014 volume transaksi dalam perdagangan berjangka akan terus meningkat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Perdagangan komoditas yang ramai akan membuat harga komoditas indonesia menjadi acuan harga nasional dan bahkan menjadi acuan harga internasional di masa depan.
Keterangan lebih lanjut:
Corporate Secretary
Jakarta Futures Exchange (JFX)
The City Tower, Lantai 20
Jl. MH. Thamrin No.81
Phone 021 3199 6030
www.Jfx.co.id