Media Coverage
Media Coverage
Produk Derivatif Ramaikan Pasar
JAKARTA - Produk derivatif Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) dapat membuat pasar SUN lebih beragam. Namun, minimnya pengetahun tentang produk derivatif bisa menjadi kendala pengembangan produk tersebut. Analis BNI Securities, Ariawan, mengatakan produk KBSUN bisa membuat pasar lebih beragam, ditambah lagi produk KBSUN merupakan produk lindung nilai atau hedging bagi investor.
“Dengan adanya penerbitan KBSUN, kita melihatnya sebagai produk yang cukup baik,” ungkapnya saat dihubungi, Rabu (17/5). Ariawan menjelaskan yang menjadi kendala saat ini adalah produk tersebut belum terlalu familiar di pasar, terutama bagi investor konvensional seperti dana pensiun (dapen) atau asuransi.
Namun, kalangan perbankan cukup familiar dengan produk derivatif itu, hanya saja tidak banyak. “Faktornya lebih kepada investor belum familiar dengan produk derivatif ini,” ujarnya. Ariawan mengatakan, ke depan, apabila produk ini semakin berkembang khususnya produk derivatif SUN bisa menjadi instrumen yang menarik juga sebagai instrumen hedging untuk investor.
Ariawan menambahkan, sejauh ini animo terhadap produk derivatif belum terlalu banyak basis investornya. Apalagi biasanya produk derivatif itu lebih ke saham atau nilai tukar. “Namun, sebagai produk turunan dari SUN yang notabene adalah produk pemerintah, produk ini bisa menjadi salah satu produk alternatif, terutama investor yang selama ini belum bisa masuk ke instrumen derivatif dari saham ataupun nilai tukar karena baru ini produk derivatif dari SUN,” tukasnya.
Sarana Lindung Nilai
Terkait dengan SUN tenor lima tahun dan 10 tahun yang menjadi acuan (benchmark), Ariawan menuturkan saat ini memang yang menjadi tolok ukur adalah tenor tersebut, terutama SUN tenor 10 tahun sementara SUN tenor lima tahun cukup aktif di pasar sekunder. “Bagaimanapun produk derivatif yang menggunakan aset dasar obligasi acuan lima tahun dan 10 tahun harusnya menarik bagi investor.
Jadi, peluang untuk permintaaan yang cukup tinggi dari investor itu lebih terbuka ketimbang seriseri yang lain. Dari situ imbal hasilnya akan menyerupai dengan seri SUN yang menjadi aset dasarnya,” jelas Ariawan Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Alpino Kianjaya, mengatakan kontrak berjangka yang telah diluncurkan dapat menjadi sarana lindung nilai bagi investor yang ingin melindungi portofolio di pasar surat utang dari kenaikan imbal hasil (yield) maupun penurunan harga.
“Peluncuran KBSUN dilakukan untuk menambah ragam produk investasi di pasar modal Indonesia dan meningkatkan likuiditas pasar surat utang,” ujarnya. KBSUN memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan lindung nilai atau mengelola risiko inheren pada portofolio. Manajer portofolio juga dapat memperoleh manfaat dari produk ini. Investor dapat menggunakan KBSUN untuk menaikkan atau menurunkan total modified duration pada portofolio karena pergerakan paralel suku bunga akan memiliki dampak yang kecil terhadap nilai portofolio.
“KBSUN juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan nilai transaksi, jumlah investor, dan peningkatan daya tahan Pasar Modal Indonesia terhadap volatilitas pasar global di masa depan,” paparnya.
Pada implementasi tahap awal, aset dasar yang akan digunakan dalam produk investasi KBSUN ini adalah SUN dengan seri acuan (benchmark) lima tahun dan SUN dengan seri acuan 10 tahun. Adapun saat ini nilai outstanding surat utang yang tercatat di BEI per 31 Maret 2017 mencapai 2.216 triliun rupiah, yang terdiri dari 85,33 persen Surat Berharga Negara (SBN) dan 14,62 persen obligasi korporasi.