Media Coverage

Transaksi Multilateral Naik 23,57%, SPA Turun 8,3%

10-01-2018

Jakarta, beritasurabaya.net - PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) meraih transaksi multilateral sebanyak 1,09 juta lot sepanjang tahun 2017. Jumlah transaksi ini naik 23,57 persen dari pencapaian 2016.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang pada acara sosialisasi awal tahun dengan mengundang para stakeholders di Kantor BBJ, Rabu (10/1/2018). Market Review 2017 dan Outlook 2018 yang digelar bersama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), juga dihadiri jajaran pejabat Bappebti, Manajemen Anggota Bursa dan Anggota Kliring, Direktur Eksekutif Asosiasi, Perwakilan Bank Penyimpan Dana Margin dan media.

Stephanus memaparkan sepanjang tahun 2017, kontrak berjangka komoditas kopi mendominasi sebesar 44 persen atau naik 4 persen dibanding 2016. Posisi kedua, perdagangan berjangka emas 39 persen.

Sementara olein 16 persen atau naik 3 persen dari tahun 2016. Dan kontrak perdagangan kakao menyumbang 5 persen atau naik 1 persen dari periode sebelumnya.

Menurut Stephanus, perdagangan kopi dan emas cukup mendominasi karena pasar melihat volatilitas harganya paling menarik. Sedangkan transaksi sistem perdagangan alternatif (SPA) sepanjang 2017 turun 8,3 persen menjadi 4,4 juta lot transaksi dari tahun sebelumnya 4,8 juta lot. Penurunan ini karena terjadi peralihan investor ke pasar criptocurrency.

Pada tahun 2018 ini, Stephanus optimistis dapat meningkatkan volume transaksi multilateral lebih dari 10 persen. Optimisme ini didorong adanya aksi korporasi yang diharapkan mampu menggairahkan industri perdagangan berjangka komoditas.

”Dengan segala tantangan yang akan dihadapi, dari sisi pengembangan usaha baik dari ranah domestik maupun global, khususnya yang terkait dengan tren perkembangan harga dan volume transaksi di industri PBK,”tambahnya.

Aksi korporasi dijadwalkan di kuartal kedua 2018. “Ada empat agenda yang sudah disiapkan yakni kontrak lelang fisik refinansi gula, kontrak berjangka komoditas karet, kontrak berjangka emas syariah dan kontrak berjangka finansial,”tukasnya.

Dalam kesempatan ini, Plt Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi, juga menyampaikan harapannya akan kerjasama yang lebih erat antara komponen stakeholders di dalam industri PBK. Juga disampaikan perihal urjensi pemanfaatan sistem yang berbasis teknologi informasi dalam upaya pengembangan bisnis di tahun 2018.

Direktur Eksekutif Aspebtindo Chrisnawan Triwahyuardhianto juga menyampaikan apresiasinya kepada para anggota asosiasi yang telah berupaya dan berkontribusi dalam tumbuhnya transaksi multilateral di tahun 2017 (relatif terhadap 2016).

Kepala Biro Perdagangan dan Pengembangan Bappeti, Darmayugo Hermansyah, menyampaikan pentingnya strategi PBK yang efektif dalam rangka meningkatkan volume perdagangan melakui perbaikan best-practices dalam aktivitas marketing para pialang, tanpa melanggar aturan yang berlaku. Dengan strategi tersebut diharapkan total kue pasar akan bertumbuh dan bertambah.

Aspek Financial Technology (Fintech) juga turut menjadi sorotan sebagai bagian yang integral dalam pengembangan transaksi industri PBK.

Usai evaluasi, dilaksanakan awarding OLE10 RTC, pemenang kompetisi untuk berbagai kategori, sekaligus penyerahan hadiah bagi masing-masing pemenang. Untuk kategori 1, 2, 3 pemenangnya para nasabah yang mendaftarkan keikutsertaannya pada Pialang PT Equityworld Futures. Untuk kategori 4 (award untuk pialang), pemenangnya adalah PT Rifan Financindo Berjangka.

Sepanjang tahun 2017 (periode OLE10 RTC berlangsung), volume transaksi multilateral kontrak berjangka OLE10 telah bertumbuh 137 persen relatif terhadap 2016. Ini merupakan indikasi efektivitas program kompetisi OLE10 yang berlangsung dalam 4 periode konsekutif sepanjang tahun 2017. (noer soetantini)

 

Sumber : http://beritasurabaya.net/index_sub.php?category=25&id=20085