Sebelum meluncurkan Contract for Difference (CFD), Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) terlebih dahulu mengundang para anggota untuk mengikuti sosialisasi. BBJ atau yang kini dikenal Jakarta Futures Exchange turut mengundang Kepala Bappebti Sutriono Edy dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Tris Sudarto dalam acara Sosialisasi CFD, Rabu 7 Mei, di Kantor JFX.

Dalam sambutannya, Direktur Utama JFX Sherman Rana Krishna mengatakan, bahwa CFD memberikan alternative strategi trading jangka pendek hingga menengah yang meberikan berbagai manfaat dari transaksi sekuritas tanpa harus memilikinya secara fisik.

"CFD saat ini merupakan suatu produk kontrak yang popular di luar negeri karena ditransaksikan dengan menggunakan margin dan bebas pajak. Dengan CFD, investor dapat membuka posisi long maupun posisi short atas instrument apapun tanpa harus membayar nilai penuh atas instrument tersebut," tutur Sherman

Produk CFD mendapat dukungan dari Bappebti. Seluruh lembaga yang terkait, baik Bursa, Bappebti, maupun KBI melihat adanya peluang menarik investor-investor Indonesia yang berinvestasi ke luar negeri untuk tetap mengambil manfaat investasi dengan bertransaksi kontrak CFD melalui pedagang CFD Indonesia.

Mengenai total volume transaksi sampai dengan April 2014, total volume transaksi  di JFX tercatat sebesar 1.074.652 lot atau turun 45,15% dari 1.959.109 lot  periode yang sama tahun lalu. Dari total transaksi tersebut, transaksi SPA tercatat 967,976 lot atau turun 47,74 % dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 1.852.216 lot.  Sementara transaksi multilateral per April 2014 sebesar 106.676 lot atau kurang lebih sama dibandingkan tahun lalu yang sebesar 106.893 lot.

Direktur JFX Bihar Sakti Wibowo mengatakan beberapa faktor penyebab turunnya transaksi SPA di JFX, antara lain  karena kondisi market yang memang kurang mendukung juga persaingan usaha yang  ada. "Kami berharap dengan hadirnya kontrak CFD ini , maka transaksi SPA  dapat kembali meningkat  perdagangannya di BBJ," kata Bihar